Sebagaimana diketahui bahwa menurut fatwa rais Akbar Syaikhana Hasyim Asy'ari, bahwa shalat rabu weksan itu tidak masyru'ah atau tidak di syariatkan dalam syara' dan tidak ada dalil syar'i. Namun demikian, bukan berarti bahwa kita tidak boleh berdoa dan memohon perlindungan dari berbagai marabahaya yang mungkin saja berpotensi akan timbul dan dijumpai dalam setiap jangkah kehidupan kita ini. Walaupun shalat rabu wekasan itu tidak disyariatkan, tapi kita sangat diperbolehkan bahkan disunnahkan untuk terus berdoa kepada Allah maupun dengan ibadah-ibadah lainnya, misalnya shalat hajat dengan niat mohon keselamatan. Karena shalat rabu wekasan itu tidak ada, maka bisa diganti dengan shalat sunnah hajat, tahajud, atau shalat sunnah lain sebagainya.
Amalan rebo wekasan
سَلاَمٌ قَوْلاً مِنْ رَبِّ رَّحِيْمِ . سَلاَمٌ عَلىَ نُوْحٍ فِيْ الْعاَلَمِيْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمَحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ مُوْسى وَهرُوْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ . سَلاَمٌ عَلىَ إِلْياَسِيْنَ . إِناَّ كَذَالِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ. سَلاَمٌ طِبْتُمْ فاَدْخُلُوْهاَ خَالِدِيْنَ . سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبىَ الدَّارِ . سَلاَمٌ هِيَ حَتىَّ مَطْلَعِ اْلفَجْرِ.
اللّهُمَّ يَاشَدِيْدَ اْلقُوَّةِ وَيَا شَدِيْدَ اْلمِحَالِ يَا عَزِيْزُ يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ إِكْفِنِي مِنْ جَمِيْعِ شَرِّ خَلْقِكَ يِا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْتَقِمُ يَا مُتَكَرِّمُ يَا مَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ أَنْتَ إِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اَللّهُمَّ بِسِرِّ اْلحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ إِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا اْليَوْمِ وَماَ يُنَزَّلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ اْلمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ اِلبَلاَياَتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ الله ُوَهُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ . حَسْبُناَ الله ُوَنِعْمَ اْلوَكِيْلِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله ِاْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ .
وَالْبَحْثُ عَنْ أَسْبَابِ الشَّرِّ مِنَ النَّظَرِ فِي النُّجُوْمِ وَنَحْوِهَا مِنَ الطِّيَرَةِ الْمَنْهِيِّ عَنْهَا، وَالْبَاحِثُوْنَ عَنْ ذَلِكَ غَالِبًا لَا يَشْتَغِلُوْنَ بِمَا يَدْفَعُ الْبَلَاءَ مِنَ الطَّاعَاتِ، بَلْ يَأْمُرُوْنَ بِلُزُوْمِ الْمَنْزِلِ وَتَرْكِ الْحَرَكَةِ، وَهَذَا لاَ يَمْنَعُ نُفُوْذَ الْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْتَغِلُ بِالْمَعَاصِيْ، وَهَذَا مِمَّا يُقَوِّيْ وُقُوْعَ الْبَلاَءِ وَنُفُوْذَهُ، وَالَّذِيْ جَاءَتْ بِهِ الشَّرِيْعَةُ هُوَ تَرْكُ الْبَحْثِ عَنْ ذَلِكَ وَاْلإِعْرَاضُ عَنْهُ وَاْلإِشْتِغَالُ بِمَا يَدْفَعُ الْبَلاَءَ مِنَ الدُّعَاءِ وَالذِّكْرِ وَالصَّدَقَةِ وَتَحْقِيْقِ التَّوَكُّلِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاْلإِيْمَانِ بِقَضَائِهِ وَقَدَرِهِ.
(الإمام الحافظ الحجة زين الدين ابن رجب الحنبلي، لطائف المعارف، ص/١٤٣).
“Dan pembahasan mengenai sebab-sebab keburukan misalnya seperti dengan memperhatikan perbintangan dan lain sebagainya maka hal tersebut termasuk ke dalam bagian thiyarah yang dilarang untuk melakukannya. Orang-orang yang membahas perihal hal tersebut cenderung tidak menyibukkan diri dengan berbagai amalan dan ketaatan yang dapat menolak bala', bahkan mereka memerintahkan agar tidak meninggalkan rumah dan meninggalkan pekerjaan. Maka hal ini jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Dan di antara mereka bahkan ada yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat. Hal ini jelas memperkuat terjadinya malapetaka. Ajaran yang dibawa oleh syari’at adalah tidak meneliti hal tersebut, berpaling darinya, dan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak seperti berdoa, berdzikir, bersedekah, memantapkan tawakal kepada Allah SWT dan beriman kepada keputusan dan ketentuan Allah SWT.” (Al Imam Al-Hafidz Al-Hujjah, Zainuddin Ibn Rajab Al-Hanbali, Kitab Lathaiful Ma’arif, halaman: 143).
Dari kutipan kitab Lathaiful ma'arif di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwasanya percaya kepada perbintangan atau ramalan menggunakan perbintangan itu hukumnya haram. Untuk itu umat islam harus menghindarinya dan menggantinya dengan menyibukkan diri dengan ajaran yang telah dibawa oleh syariat, misalnya dengan memperbanyak berdoa, berdzikir, bersedekah dan amalan-amalan lainnya. Nah, kalau para sahabat yang ingin agar diri dan keluarganya senantiasa selamat dari bala' bencana, termasuk bala' bencana yang mungkin saja timbul pada rabu wekasan, maka silakan melakukan amaliyah-amaliyah di atas.
0 comments:
Post a Comment