Coba mari kita hitung banyaknya kesempatan memperoleh syafaat dari Nabi SAW tersebut. Dalam sehari semalam saja adzan berkumandang sebanyak lima kali. Dalam seminggu berarti 35 kali, dalam sebulan 150 kali dan dalam setahun kurang lebih 1800 kali adzan dikumandangkan. Jika kita kalikan dengan usia kita sampai saat inidimulai dari akil baligh maka berapa ribu kali kesempatan mendapat syafaat yang kita biarkan berlalu begitu saja. Dan inilah doa meminta syafaat di hari kiamat itu.
اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ يَآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.
Padahal do’a yang dikumandangkan tidaklah terlalu panjang. Tidak akan habis waktu 5 menit untuk membacanya. Namun kita begitu sibuk sehingga tidak pernah sempat melantunkan do’a ini. Jangankan melantunkan do’a ini, adzan telah berkumandang pun kadang kita tidak sadar. Setelah waktu sholat hampir habis barulah kita bertanya pada rekan kerja: “Apakah sudah adzan?”
Kita di berikan Anugerah telinga beserta kemampuan untuk mendengar yang dititipkan Robb pada kita tidak dimanfaatkan untuk mendengar kumandang adzan. Walau pun kini adzan sudah memakai pengeras suara, namun bunyinya tetap tidak terdengar. kita bisa mendengar namun kita tuli. Dunia telah membuat kita tuli. Hati kita tak tergerak untuk memenuhi panggilan tersebut. Hal-hal yang ada di pikiran hanyalah bagaimana cara menyelesaikan beban kerja dan bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Begitulah terus menerus setiap hari bersambung hingga esok dan akhirnya kita masuk ke dalam kubur. Tanpa sadar jatah umur telah habis tanpa sempat beramal shalih dan tanpa sempat pula kita melantunkan do’a di atas. Do’a yang bisa memberikan syafaat bagi diri kita kelak di hari kiamat.
Jika sudah begini, tiada berguna lagi seluruh harta yang kita kumpulkan. Tidak berguna pula emas yang dimiliki walaupun sepenuh bumi dan ditambah lagi sepenuh itu pula untuk dipakai menebus diri dari adzab illlahi.
Maka selagi nyawa ada dalam kurungan badan, mari amalkan do’a diatas setiap kali kita mendengar kumandang adzan. Jangan berhenti sampai di sana! Langkahkanlah kaki kita dan penuhi seruan sang mu’adzin yang pada hakekatnya adalah seruan kasih sayang dari Allah SWT. Insya Allah..
0 comments:
Post a Comment